Sabtu, 14 Juni 2014

SAMPAH ! antara Jepang dan Indonesia


A.     PENGOLAHAN SAMPAH DI JEPANG

Yang sangat mengagumkan di jepang adalah budaya memilah dan memilih sampah sebelum sampah dibuang ke tempat pembuangan sampah, sehingga memudahkan petugas kebersihan dalam mengelola sampah.
*      Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuang sampah disini.
1.        Memilah sampah.
Setiap warga diwajibkan memilah sampah sesuai dengan table klasifikasi sampah yang telah dibagikan dinas kebersihan. Banyak sekali klasifikasi sampah yang harus dipilah sehingga membingungkan juga diawal-awal tinggal disini. Misalkan sampah kertas kita harus mengumpulkan dalam satu kantong, sampah rumah tangga, sampah plastic, botol minuman, kaleng dll.
Ada beberapa catatan, tutup botol plastic termasuk kategori plastic, jadi dipisahkan dengan botolnya. Plastic/kertas yang basah atau kotor termasuk dalam sampah rumah tangga. Untuk sampah berukuran besar seperti sepeda, pakaian, alat masak dll harus dibuang dengan perjanjian dengan dinas kebersihan. Untuk sampah elektronik tidak bisa dibuang di tempat pembuangan sampah melainkan harus di buang di tempat membeli alat elektronik tersebut dengan membayar biaya transportnya.
2.        Pembungkus sampah
Pada dasarnya sampah harus dibungkus dalam plastic transparan sesuai dengan klasifikasi sampah masing-masing, kecuali sampah pecahan piring atau lampu, maka harus dibungkus kertas dengan menuliskan nama benda tersebut di kertas pembungkusnya
3.        Jadwal membuang sampah
Tidak setiap hari kita bisa membuang sampah disini, ada jadwal yang telah diberikan dinas kebersihan dan kita harus membuang sesuai jadwal tersebut, jika ketahuan melanggar maka akan ada sanksi dari petugas yang berwenang.
Di daerah masing-masing sudah ada jadwal tetap dalam membuang sampah, namun satu daerah berbeda jadwalnya dengan daerah lain. Misalkan daerah saya (jadwal terlampir) untuk hari senin, kamis, dan minggu tidak ada jadwal membuang sampah, untuk hari selasa dan sabtu jadwalnya membuang sampah rumah tangga, hari rabu botol minuman dan kaleng, hari jumat plastic dan kertas.
4.        Tempat membuang sampah
Tempat membuang sampah untuk daerah masing-masing sudah ditentukan yang biasanya letaknya tidak jauh dari apato. Sedangkan untuk tempat sampah di jalan atau tempat umum lainnya juga dibedakan, ada tempat untuk, botol minuman, tempat bento, sampah basah dll.
Dikarenakan peraturan pemerintah yang bagus dan kesadaran warga yang tinggi alhasil, di sepanjang jalan terlihat bersih tanpa sampah, ditambah lagi di jepang gak ada selokan (maksudnya selokannya dibawah tanah) sehingga jalanan semakin terlihat bersih.
*      Berikut beberapa fakta tentang cara orang Jepang memperlakukan sampah
1.    Orang Jepang mengelompokkan sampah-sampah mereka menjadi beberapa jenis, antara lain sampah rumah tangga (sisa-sia bahan masakan, kertas-kertas yang sudah kotor, dll ), sampah-sampah berbahan plastik, sampah-sampah botol dan kaleng, sampah-sampah khusus seperti alat-alat rumah tangga (wajan, penggorengan, radio, televise, lemari es, dll) yang bereka bagi lagi berdasarkan ukurannya (besar dan kecil).
2.    Orang Jepang menetapkan jadwal pembuangan sampah dalam setiap Minggunya. Misalnya di daerah tempat saya tinggal, sampah rumah tangga dibuang tiga kali dalam seminggu ( Selasa, Kamis dan Sabtu). Hari Senin adalah waktu untuk membuang sampah-sampah kertas. Hari Rabu adalah waktu untuk membuang sampah-sampah botol plastic, kaleng dan botol-botol kaca yang masing-masing dikelompokkan berdasarkan jenisnya masing-masing. Sementara hari Jum’at  minggu ke-2 dan ke-4 setiap bulannya merupakan saat untuk membuang alat-alat rumah tangga khusus. Hari Minggu adalah hari dimana tempat pembuangan sampah menikmati kebersihannya alias tidak ada pembuangan sampah. Sampah-sampah tersebut dijadwal secara tertulis agar ditaruh ditempat pembuangan sampah sementara setiap harinya antara pukul 8 sampai 9 pagi. Jadi dihimbah untuk tidak membuang sampah di malam harinya. Memang dari pengalaman saya pukul 8 – 9 ini tidaklah saklek dilaksanakan. Misalnya banyak juga orang Jepang yang mulai menaruh sampahnya lebih awal. Sementara datangnya truk pembuang sampah menandakan akhir pembuangan sampah pada hari tersebut.
3.    Sudah menjadi kebiasaan orang Jepang yaitu mereka membuang sampahnya dengan rapi. Sampah-sampah dibungkus dengan plastik transparan ( tidak gelap ). Sampah kertas dibuang dalam wadah kertas seperti kantung kertas bekas belanjaan. Buku-buku bekas atau Koran mereka ikat dengan apik, dan lain sebagainya. Kebiasaan ini membuat tempat-tempat sampah di Jepang bebas dari bau.
4.    Untuk membuang sampah yang berukuran besar, kita harus membayar uang daur ulangnya. Biasanya sampah yang berukuran di atas 30 cm. Misalnya untuk membuang kipas angin yang cukup besar ataupun sepeda, orang jepang harus membeli stiker yang menurut sensei saya bisa dibeli di kombini store seharga 500 yen.
5.    Pada masa libur panjang seperti libur tahun baru dan Golden week yang lamanya hampir satu minggu, pembuangan sampah ditiadakan dan biasanya telah diinformasikan melalui website pemerintah setempat. Pada sat ini tempat-tempat pembuangan sampah sementara biasanya ditutup misalnya dengan menutup dan mengikatkan jarring tali penutup bak sampah sehingga sampah-sampah tidak bisa dibuang dan dimasukkan kesana.
6.    Bak sampah/ tempat pembuangan sampah sementara bersama banyak tersebar didekat hunian masyarakat.
B.       PENGOLAHAN SAMPAH DI INDONESIA
Sampah merupakan masalah yang umum terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Yogyakarta dan Semarang. Sampah diidentifikasi sebagai salah satu faktor penyebab timbulnya eksternalitas negatif terhadap kegiatan perkotaan.  Pengelolaan sampah di Indonesia masih menggunakan paradigma lama: kumpul-angkut-buang. Source reduction (reduksi mulai dari sumbernya) atau pemilahan sampah tidak pernah berjalan dengan baik. Meskipun telah ada upaya pengomposan dan daur ulang, tapi masih terbatas dan tidak sustainable.
Berkaitan dengan sistem pengelolaan persampahan, dasar pengelolaan mesti mengedepankan pada minimasi sampah dan pemanfaatan sampah sebagai sumber energi. Keberhasilan penanganan sampah tersebut juga harus didukung oleh tingkat kesadaran masyarakat yang tinggi mengingat perilaku masyarakat merupakan variable penting.
Kebijaksanaan pengelolaan persampahan seyogyanya memiliki landasan kuat agar sampah yang dihasilkan dapat dikelola dengan baik. Kebijakan dapat dilakukan meliputi penurunan senyawa beracun yang terkandung dalam sampah sejak pada tingkat produksi, minimasi jumlah sampah, peningkatan daur ulang sampah, pembuangan sampah yang masih memiliki nilai energi dikurangi secara signifikan, dan pencemaran lingkungan dicegah sedini mungkin.
Berdasarkan landasan tersebut, kebijaksanaan pengelolaan sampah antara lain meliputi pelibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah secara mandiri, pengelolaan sampah dengan menggunakan sanitary landfill yang sesuai dengan ketentuan standar lingkungan, dan pengembangan teknologi tinggi pengolahan sampah untuk sumber energy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar